welcome to my blog :)

Selasa, 24 September 2013

Skripsi#





NAMA                                   :   SUNARTI

NOMOR STAMBUK          :   A1D1 08 011

 PROGRAM STUDI            :   PEND. BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JUDUL PENELITIAN       :   KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MAWASANGKA

DOSEN PEMBIMBING      :   I. Dr. H. Hilaluddin hanafi, M.pd

                                                 II. La Ode Syukur, S.pd., M.hum

TAHUN SKRIPSI                :   2012



PENGAJARAN

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MAWASANGKA TENGAH

WA ODE NURJAMILY

NIM: A1D1 11 OO4

ABSTRAK

          Penelitian ini berjudul kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMAN 1 Mawasangka Tengah. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu bagian dari bahan pembelajaran sastra di SMA. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMAN 1 Mawasangka Tengah?” tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMAN 1 Mawasangka Tengah. Sementara manfaat yang dapat diperoleh dalam penellitian ini adalah: (1) secara teoritis, penelirian ini bermanfaat untuk pengembangan teori-teori menulis sastra secara umum, dan pengembangan teori-teori menulis puisi khususnya; (2) secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk membangun kreativitas siswa dalam menulis puisi. Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan. Metode yang digunakan adalah deskriptif  kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitan dengan mengacu pada 4 aspek keterampilan di temukan bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMAN 1Mawasangka Tengah mampu secara klasikal dengan persentase katuntasan 85,44%. Bila di lihat pada setiap aspek, maka pada aspek bait siswa berkategori mampu dengan persentase ketuntasan 100% aspek rima siswa menempati kategori mampu dengan persentase ketuntasan 81,55%, pada aspek irama siswa berkategori mampu dengan persentase ketuntasan 78,64%, dan yang terakhir pada aspek majas siswa berkategori mampu denga persentase ketuntasan 76,70%. Dari keempat aspek puisi yang diteliti, aspek bait merupakan aspek yang paling menonjol dikkuasai siswa dibandingkan dengan aspek-aspek bait merupaka aspek yang paling menonjol dikuasai siswa dibandingkan dengan aspek-aspek lainnya seperti rima, irama, dan majas.

Kata Kunci : Pembelajaran Sastra, Kemampuan Menulis Puisi.

1.      Pendahuluan

1.1    Latar Belakang

keunggulan dan keutamaan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya adalah karena manusia memiliki kemampuan untuk terus-menerus mengembangkan potensi intelektual dirinya. Simbol yang paling dekat dengan kehidupan manusia adalah lambang bahasa. Bahasa memungkinkan manusia untuk berkomunikasi, berhubungan, berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan intelektual. Riffaterre (Komaidi, 2011:161) mengemukakan bahwa puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetiknya.

Selanjutnya, dalam perkembangannya perilaku bersastra ini lalu dimuat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam bentuk pembelajaran sastra pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan bahasa dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia.

Pembelajaran menulis puisi khususnya di kelas X SMAN 1 Mawasangka Tengah lebih diutamakan pada aspek penulisan bait, rima, irama, dan penggunaan majas. Pengutamaan hal tersebut didasarkan pada isi dari bahan ajar yang termuat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan yang sedang berlaku. Pengembangan aspek bait, rima, irama, dan penggunaan majas itu diharapkan siswa dapat memfokuskan dan mengekspresikan pikiran juga daya imajinasinya dengan maksimal sehingga menimbulkan kekritisan dan kekayaan intuisi siswa berkembang dengan baik.

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan mengenai menulis puisi, maka pembelajaran sastra dalam wujud menulis puisi tersebut memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan keterampilan siswa. Dalam menulis puisi setiap fenomena yang terjadi akan dapat dianalisa dengan pemikiran yang mendalam dipadukan dengan kekuatan imajinatif akan membantu siswa lebih kritis dan kreatif. Pentingnya pembelajaran puisi ini perlu diketahui siswa, sehingga segoyanya guru dapat memberikan perhatian khusus dalam penyampaiannya di kelas secara proposional. Namun, terkadang guru hanya lebih memperhatikan hal-hal yang bersifat teoritis saja dengan mengesampingkan latihan-latihan mandiri bagi siswa dalam menulis puisi. Inilah kemudian penelitian tentang “Kemampuan menulis puisi Siswa kelas X SMA Negeri Mawasangka Tengah” dipandang penting untuk diteliti.

1.2 Kajian Teori

1.2.1        Konsep Menulis

Menurut Halliday dalam (Aties, 1996: 129) bahasa tulis memiliki fungsi dalam kehidupan sehari-hari yakni sebagai berikut:

1.      Terutaama untuk tindakan: tanda-tanda di tempat umum, seperti rambu lalu lintas; label produk dan instansi, seperti pada alat-alat rumah tangga; menu makanan; buku telepon; surat pemilihan umum; merek computer. Singkatnya untuk kontak sosial.

2.      Terutama untuk informasi: surat kabar dan majalah; buku-buku nonfiksi, ilan; pamphlet politis; laporan ilmiah dan buku petunjuk.

3.      Terutama untuk hiburan; buku fiksi, puisi, dan drama; feature surat kabar, keterangan film; dan permainan termasuk permainan computer.

Suparno (2002: 14) mengemukakan bahwa ada banyak manfaat yang dapat dipetik dalam kegiatan menulis itu diantaranya dalam hal:

1.      Peningkatan kecerdasan

2.      Pengembangan daya inisiatif dan Ireativitas

3.      Penumbuhan keberanian, dan

4.      Pendorong kemauan dan kemampunan mengumpulkan informasi

Sehubungan dengan kegunaan tugas atau kegiatan menulis Akhadiah dkk, (1988: 1-20 menyatakan bahwa banyak keuntungan yang dapat di petik dari pelaksanaan tugas atau kegiatan menulis yakni sebagai berikut:

1.      Dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita. Untuk mengembangkan topic itu kita terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah sadar.

2.      Melalui kegiatan menulis kita mengmbangkan berbagai gagasan. Kita terpaksa bernalar: menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yangmungkin tidak pernah kata lakukan jika kita tidak menulis.

3.      Kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis.

4.      Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, kita dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar bagi diri kita sendiri.

5.      Melalui di atas kertas akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat, dalam konteks yang lebih konkrit.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disentesi bahwa menulis merupakan suatu proses untuk menuangkan ide dan gagasan terhadap suatu simbol grafis. Menulis merupakan suatu proses kegiatan yang bukan dilakukan dalam sekali jadi, proses itu mulai dari menemukan topik, membatasi topik, memecahkan topik, menjadi kerangka, dan mengembangkan kerangka menjadi sebuah karangan dan dapat di pahami oleh pembaca dengan mudah.

1.2.2        Konsep Sastra dan Puisi

Asura (2005: 3) menyatakan bahwa sastra adalah pembayangan atau pelukisan kehidupan dan pikiran imajinatif ke dalam bentuk-bentuk dan struktur bahasa. Wilayah sastra meliputi kondisi inasin atau manusia, yaitu kheidupan dari segala perasaan, pikiran dan wawasannya. Dalam karya sastra kita mengenali istilah puisi, yaitu bentuk karya sastra yang mempunyai bait-bait dan baris-baris. Dalam puisi terdapat beranekaragam hidup manusia didunia. Secara etimologi istilah puisi berasal bahas Yunani yaitu poeima “membuat” atau poeisis “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah (Aminudi, 2004: 34)

Selanjutnya, Atmazaki (1991: 4) mengemukakan bahwa puisi adalah karangan yang terikat oleh baris dan bait, oleh rima dan irama dan oleh jumlah kata dan suku kata. Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat rima, rima dan tata puitika yang lain, gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus (Zaidan dkk, 2000: 159-160). Sementara Wirjosoedarmo dalam (Pradopo, 2002: 5) mengemukakan bahwa puisi merupakan karangan yang terikat oleh baris dalam tiap bait, oleh sukku kata dalam tiap baris, dan oleh rima dan irama.

Kleden (Atmazaki, 1991: 7) menyatakan pula bahwa bahasa menjadi indah karena ada puisi di dalamnya. Puisi disampaikan melalui kata-kata karena puisi adalah keindahan yang menjelma dalam kata-kata. Kata-kat abukanlah sebab keindahan dalam puisi tetapi adalah akibatnya, puisi tidak menjadi indah karena kata melainkan kata-kata menjadi indah karena puisi yang dikandungnya. Tegasnya puisi adalah keindahan dan suasana tertentu yang terkadung di dalam kata-kata.

Bachri (2007: 3) menegaskan bahwa kata adalah pengertian itu sendiri (bebas).  Karena kata-kata bisa menciptakan dirinya sendiri, bermain dengan dirinya sendiri, dan menentukan kemauannya sendiri.

Puisi Indonesia modern adalah suatu bentuk puisi yang baru, yang sebelumnya tidak dikenal dalam tradisi puisi Indonesia asli sebagaimana dengan kesusastraan Indonesi modern.

1.2.3        Bentuk-bentuk Puisi

Dalam dunia perpuisisan sikenal berbagai bentuk puisi. Dalam hal ini, Sumardjo (1997: 27-28) mengemukakan berbagai benruk puisi sebagai berikut: (a) puisi epic, (b) puisi lirik, (c) puisi dramatik.

Dari segi isinya puisi lirik dibagi atas beberapa bagian yakni elegy, hemne, ode, epigram, sajak humor, pastoral, idyl, satire, dan parody. Elegy yaitu sajak lirik yang berisi ratapan kematian seseorang. Himne berisi pujian kepada Tuhan atau kepada tanah air. Ode atau oda yaitu sajak lirik berisi pujian terhadap seseorang pahlawan, seorang tokoh yang dikagumi penyair,. Epigram yaitu sajak lirik yang berisi ajaran kehidupan, sifatnya mengajar dan mempengaruhi. Sajak humor yaitu sajak llirik yang mencari efek humor baik dalam isi maupun teknik sajaknya.sajak pastoral yaitu sajak lirik yang menggambarkan kehidupan kaum gembala atau petani di sawah-sawah. Idyl yaitu sajak lirik yang berisi nyanyian tentang kehidupan dan pemandangan alam. Satire yakni sajak yang berisi ejekan pedas dengan maksud memberikan kritikan. Dan parodi yaitu sajak lirik yang berisi ejekan juga, tetapi dutujukan terhadap karya seni tertentu.

1.2.4        Teknik Menulis Puisi

Pradopo (2002: 70) membedakan penulis puisi menjadi tiga benruk yaitu puisi anak-anak, puisi remaja, dan puisi dewasa. Sayuti (1985: 48) menjelaskan ada langkah di dalam menulis puisi. Yang pertama yaitu menentukan tema puisi yang akan di tulis. Tema adalah gagasan, ide, pikiran utama atau pokok pembicaraan di dalam karua sastra yang akan dapat dirumuskan di dalam kalimat pernyataan (Zaidan dkk, 2000: 202).

Tema adalah sesuatu menjadi pikiran pengarang dan menjadi dasar bagi puisi yang diciptakan penyair. Tema puisi berhubungan erat dengan penyairnya, terutama pada konsep-konsep yang diimajinasikannya. Tarigan (1991: 10) mengemukakan bahwa setiap puisi mengandung suatu “subject matter” yang dikemukakan atau ditonjolkan.

Adapun unsur-unsur pembangun puisi menurut Jabrohim dkk (2003: 35-57) ialah diksi, pencitraan, kata konkret, versifikasi, tipografi, dan sarana retorika (gaya bahasa), dan pembaitan. Senada dengan itu Tarigan (1981: 28) menyatakan bahwa metode puisi terdiri atas diksi, citra/magery, kata nyata, majas, ritme, dan rima. Bagian-bagian puisi yang disajikan oleh para ahli tersebut merupakan unsur yang harus diperhatikan dalam menulis sebuah puisi.

1.2.5        Pembelajaran Apresiasi Puisi di SMAN

Pembelajaran apresiasi puisi di SMAN yang dipelajari pada kelas X semester satu termuat dalam standar kompetensi mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan menulis puisi. Standar kompetensi tersebut di jabarkan dalam dua kompetensi dasar yakni (1) menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama dan rima, (2) menulis puisi bari dengan memperhatikan bait, dan rima.

Pembelajaran menuli puisi di SMA Negeri 1 Mawasangka Tengah tidak hanya diajarkan berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam silabus akan tetapi dalam proses pembelajarannya guru juga memanfaatkan bahan dan materi ajar dalam buku paket bahasa Indonesia untuk kelas X tingkat SMA/MA. Somad, dkk (2008: 27-30) menuliskan bahwa dalam materi pembelajaran menulis puisi selain komponen bait, rima, dan irama hal lain yang diajarkan juga adalah aspek majas sebagai salah satu bagian penting yang menjadi sub pokok bahasan yang diajarkan guru kepada siswa.

2. Metode Penelitian

2.1  Metode dan Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu memberikan gambaran secara objektif kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMAN 1 Mawasangka Tengah dengan mengolah datanya berdasarkan prinsip statistic dalam bentuk angka-angka jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yakni dilakukan secara langsung di sekolah sebagai objek atau tempat penelitian.

2.2  Metode dan Jenis Penelitian

2.2.1   Populasi

Populasi penellitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X SMAN 1 Mawasangka Tengah yang terdaftar tahun pembelajaran 2012/2013. Jumlah keseluruhan siswa kelas X SMAN 1 Mawasangka Tengah adalah sebanyak 138 orang yang terbagi dalam 4 kelas X1= 35, X2= 35, X3= 34, X4=34.

2.2.2   Sampel Penelitian

Karakteristik populasi dalam penelitian ini bersifat heterogen. Dikatakan heterogen karena kemampuan siswa kelas X SMAN 1 Mawasangka Tengah berbeda-beda atau bervariasi dalam menulis puisi. Dari jumlah 138 populais yang disebutkan di atas yang tersebar pada 4 kelas yakni kelas X1-X 4 akan ditarik sampel sebanyak 103 siswa. Teknik yang digunakan dalampenarikan sampel ini menggunakan teknik proportionate stratified random sampling yaitu cara pengambilan sampil pada populasi yang heterogen dan berstrata.

Adapun langkah-langkah penarikan sampel adalah sebagai berikut:

1.      Memberi kode berupa angka-angka pada setiap lembar kertas dan sebagian kertas dikosongkan dan jumlah kertas sama dengan jumlah siswa pada tiap-tiap kelas.

2.      Menggulung kertas sebaik-baiknya dan memasukkannya ke kotak.

3.      Mengocok gulungan kertas dalam kotak dan membuka penutup kotak.

4.      Setiap siswa mengambil satu gulungan kertas dan siswa mendapat gulungan kertas bernomor menjadi sampel penelitian.

2.3    Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpul data dalam penelitian ini adalah tes kemampuan menulis puisi. Dalam tes ini siswa kelas X SMA Negeri 1 Mawasangka Tengah diberi kebebasan memilih sendiri tema puisi sesuai dengna pengetahuan dan kemampuannya dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi yang telah di tetapkan dalam descriptor penilaian oleh guru di kelas. Setiap siswa akan menulis puisi berdasarkan kondisi lingkungan ang mereka sukai dengan menggerakan segenap pancainderanya agar dapa t menggali sebanyak mungkin benda, peristiwa, suasana, dan ekspresi dari objek yang diamati, baik itu berupa keindahan alam, ataupun alat transportasi di sekelilingnya bahkan dari penglaman siswa itu sendiri yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dapat dikembangkan menjadi sebuah puisi. Untuk mengukur kemampuan menulis puisi SMA Negeri 1 Mawasangka Tengah peneliti menggunakan rambu-rambu penilaian didasarkan pada pedoman penilaian dalam buku teks berbasisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang digunakan oleh guru kelas X SMA Negeri 1 Mawasangka Tengah.

2.4    Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, digunakan teknik tes. Tes digunakan untuk menunjuk semua jenis instrument yang dirancang untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang tertentu (Suyata, 1994: 39). Dalam penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mawasangka Tengah. Untuk memperoleh data kemampuan menulis puisi, maka dilakukan beberapa cara berikut ini:

1.      Guru menyampaikan hal-hal yang ada disekitar siswa yang dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi dalam menulis puisi dengan tujuan untuk merangsang daya imaji dan kreativitas siswa dalam menulis puisi.

2.      Siswa mempersiapkan alat-alat yang dapaat mendukung kegiatan menulis puisi.

3.      Siswa diarahkan ke luar ruangan dan diberikan kesempatan untuk menulis puisi dengan memperhatikan pemandangan yang ada di sekitarnya selama jangka waktu yang telah ditentukan.

4.      Setelah waktu yang diberikan selesai, penelii mengumpulkan lembar kerja siswa lalu melakukan koreksi terhadap hasil ters menulis puisinya.

2.5    Teknik Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan hasil penelitian berdasarkan objek yang diperoleh di lapangna yang berupa hasil tes kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMAN 1 Mawasangka Tengah. Kemudian, penggunaan rancangan kualitatif dalam hubungan antara satu dengan yang lain didukung dengan angka-angka, untuk menandai tingkat kemampuan menulis puisi tersebut baik secara individual maupaun secara klasikal.

Rumus yang dipakai untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa secara individual adalah:

Rumus yang dipakai untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa secara klasikal adalah:

Dari persentase yang diperoleh selanjutnya di acukan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa yang ditetapkan secara individual dan klasikal. Siswa dikatakan tuntas belajar individual jika siswa memperoleh nilai atau mencapai kemampuan minimal 65%, sedangkan tuntas belajar secara klasikal apabila siswa yangmencapai kemampuan ≥ 65% mencapai 85% dari keseluruhan populasi.

3.  Hasil Penelitian

Pada bab ini akan disajikan hasil analisi data tentang kemampuan manulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mawasangka Tengah Kabupaten Buton. Deskripsi tentang kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mawasangka Tengah Kabupaten Buton tersebut meliputi kemampuan pada aspek bait, rima, irama, dan majas.

Penyajian hasil penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, penyajian data pada setiap komponen aspek puisi yang diteliti yakni meliputi aspek bait, rima, irama, dan majas. Tahap kedua, menyajikan keseluruhan data kemampuan menulis puisi dengna menggunakan rumus yang telah ditemukan.

3.1  Deskripsi Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMAN 1 Mawasangka Tengah pada Setiap Aspek

3.1.1   Kemampuan menulis Puisi pada Aspek Rima

Rima dalam sebuah puisi menduduki posisi yang sangat penting. Rima dihadirkan dengan maksud untuk member kesan estetik pada pendengar dan perasaannya. Pada puisi yang ditulis oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Mawasangka Tengah Kabupaten Buton pada umumnya menggunakan rima Asonansi yakni lebih mengutamakan permainan rima pada huruf-huruf vokalnya. Dengan kata lain, rima yang dihadirkan dapat ditempatkan dimana saja sesuai keinginan penyair baik itu di awal larik, di tengah larik maupun di akhir larik.

3.1.2   Kemampuan Menulis Puisi pada Aspek Irama

Kedudukan irama dalam sebuah puisi sama pentingnya dengan irama. Irama dihadirkan oleh penyair untuk memberikan nuansa kerduan sebuah puisi. Dengan irama, puisi yang ditulis akan terllihat lebih puitis dan member ikesan mendalam perihal makna yang disajikan.

3.1.3   Kemampuan Menulis Puisi pada Aspek Bait

Bait diartika sebagai satukesatuan atau kelompok baris yang membentuk satu kesatuan makna. Puisi yang ditulis oleh siswa SMA Negeri 1 Mawasangka Tengah rata-rata telah menulis bait dengan menggunakan satu bait, ada yang menggunakan dua bait bahkan ada yang menggunakan tiga sampai empat bait bahkan lebih dari empat itu dalam sebuah puisi.

3.1.4   Kemampuan Menulis Puisi pada Aspek Majas

Majas dalam sebuah puisi merupakan satu bagian yang dapat menghadirkan efek puitis puisi yang ditulis. Kemampuan siswa dalam mengungkapkan majas untuk memperindah puisinya lebih pada kepekaan daya imajinasi yang dimiliki.

3.2         Interpretasi Hasil Penelitian

Kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMAN 1 Mawasangka Tengah Kabupaten Buton pada setiap aspek memperlihatkan nilai persentase yang berbeda-beda.

Dapat diketahui bahwa secara klasikal kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMAN 1 Mawasangka Tengah adalah mampu dengan persentase kemampuan 85,44%. Dengan hasil yang dicapai tersebut bukan berarti bahwa siswa dapat dibiarkan begitu saja dalam proses belajar mengajar, tetapi dengan hasil tersebut guru dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk terus berkreasi dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran secara maksimal.

Berdasarkan hasil analisi yang dilakukan peneliti hasil yang diperoleh siswa dlam menulis puisi selain ditunjang oleh kemampuan guru dalam mengajarkan materi pokok bahasan di kelas dengan beik juga dipengaruhi oleh tersedianya ruang perpustakaan yang dijadikan seagai ruang belajar selain di dalam kelas. Berdasarkan hasil wawancara dengan penjaga perpustakaan menyatakan bahwa banyak dari siswa-siswa itu yang masuk berkunjung dalam perpustakaan. Melalui kosa kata yang banyak itulah siswa dapat menyalurkan imajinasinya dalam menulis sebuah puisi.

Oleh karena itu, proses latihan dan latihan yang rutin baik dalam bentuk tugas ataupun program-program pengajaran lain yang dilakukan guru harus lebih intens lagi digalakan. Dengan memberlakukan jam belajar yang konsisten, maka perolehan secara keseluruhan dalam menulis puisi yakni 85,44% dan pada masing-masing aspeknya bait dengan persentase kemampuan 100% spek rima dengan persentase 81,55%, kemudian pada aspek irama 78,64% terakhir pada aspek majas dengan persentase kemampuan 76,70%. Sebaran persentase tersebut dapat terus ditingkatkan dengan menghadirkan pola pembelajaran yang efisien dan efektif dari guru sehingga kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mawasangka Tengah dapat lebih terpahami dan dikuasai oleh siswa dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabati dkk. 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta: Erlanga

Aminuddin, 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Sinar Baru Algensndo.

Asura, Enang rakojat. 2005. Panduan Praktis Menulis Skenario dari Iklan Sampai Sinetron. Yogyakarta: Andi.

Aties, Furgunal dan Alwasilah Chaedar. Pengajaran Bahasa Komunikatif teori dan praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Atmazaki. 1991. Analisis sajak. Bandung: Aksara.

Bachri, Sutardji Calzoum. 2007. Isyarat:kumpulan esai. Jogjakarta: Indonesia Tera

Budiman, Eriyandi. 2008. Puisi-puisi Nusantara. Bandung: Wahana.

Esten, Mursal. 1995. Memahami Puisi. Bandung: Angkasa.

Jabrohim, dkk. 2003. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komaidi, Didik. 2011. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komaidi, Didik. 2011. Panduan Lengkap Menulis Kreatif: Teori dan Praktek Yogyakarta: Sabda Media.

Marahimin, Ismail. 1994. Menulis Secara Populer. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Pradopo, Rahmat Djoko. 2002. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pegajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Ramly, 2010. Modul penelitian: Metode Penelitian Pendidikan. Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo. Kendari

Sayuti, A. Suminto. 1985. Puisi dan Pengajarannya: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: IKIP Semarang Press.

Sumardjo, Jakob. 1997. Apresiasi Puisi Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suparno dan Mohammad yunus. 2002. Keterampilan Dasaar Menulis.  Jakarta: Universitas Terbuka.

suyata, Pujiati. 1994. Metodologi Penelitian Pengajaran Bahasa: Suatu Pendekatan Kuantitatif. Yogyakarta: FPBS IKIP.

Somad, Adi Abdul, dkk. 2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia 1: Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Zaidan, Abdul Rozak, dkk, 2000. Kamus Istilah Sastra. Sastra: Balai Pustaka.

Zulfahnur, dkk. 1996/1997. Teori Sastra. Jakarta: Depdikbud.

Selasa, 17 September 2013

SEPASANG SUAMI ISTRI, SALING MENCINTAI KARENA ALLAH


Seorang isteri menangis ketika memandikan jenazah suaminya .. sambil menangis isteri berkata,

" Inilah janji kami sebagai suami isteri .. Jika abang pergi lebih dulu maka engkaulah yang memandikan jenazah abang, Andai engkau yang pergi dulu dari abang, abang yang akan memandikan jenazahmu ..."

Dari luar bilik mayat hospital, seorang ustadz masuk dan bertanya apakah istrinya mau memandikan jenazah suaminya .. ustadz tadi bersama beberapa orang menemani si isteri memandikan jenazah suaminya ..

Dengan tenang isteri membasuh muka suaminya sambil berdoa, " Inilah wajah suami yang ku sayang tetapi Allah lebih sayang padamu ... Wahai suamiku .. Semoga Allah ampunkan dosamu dan satukan kita di akhirat nanti .."

Saat membasuh tangan jenazah suaminya sambil berkata .. "Tangan inilah yang mencari rezeki yang halal untuk kami, masuk ke mulut kami ... semoga Allah beri pahala untukmu wahai suami ku .."

Saat membasuh tubuh jenazah suaminya, iapun berkata... " Tubuh inilah yang memberi pelukan kasih sayang padaku dan anak-anakku .., semoga Allah beri pahala berganda untukmu wahai suamiku ..."

Kemudian saat membasuh kaki jenazah suaminya, kembali ia berkata.. " Dengan kaki ini abang keluar mencari rezeki untuk kami, berjalan dan berdiri sepanjang hari semata-mata untuk mencari sesuap nasi, terima kasih suamiku ... semoga Allah memberimu kenikmatan hidup di akhirat dan pahala yang berlipat kali ganda .."

Selesai memandikan jenazah suaminya, si isteri mengecup sayu suaminya dan berkata ..

"Terima kasih suamiku .. karena aku bahagia sepanjang menjadi isterimu dan terlalu bahagia .. dan terima kasih karena meninggalkan aku bersama permata hatimu yang persis dirimu .. dan aku sebagai seorang istri ridha akan kepergianmu karena kasih sayang Allah kepadamu ..."

Subhanallah .. Indahnya saling mencintai karena Allah ..

Semoga Allah merahmati pasangan suami-istri , dan seluruh keluarga yang saling menyayangi dan mencintai karena Allah Ta'ala

“ AIR SUSU IBU ”

Sehebat apapun seorang anak.

Ia tak akan pernah mampu membalas

air susu Ibunya.

Ya Allah..

Bahagiakanlah Ibu kami.

Ampunilah dosa kami .

Dosa kedua orang tua kami. Kasihilah keduanya sebagaimana

mereka mengasihi kami di waktu kecil.